Reporter : Dirman Umanailo
TERNATE, AM.com – SON Talks by Son Entertainment kembali menggelar diskusi bertajuk “Peran Ekonomi Kreatif dalam Membangun Potensi Pariwisata Maluku Utara” bertempat di Marsroom Coffee dan Roastery Kelurahan Kalumpang pada Selasa (7/9/2021) malam.
Kegiatan tersebut menghadirkan tiga pembicara, Kepala Dinas Pariwisata Kota Ternate Rizal Marsaoly, Ketua Janringan Komunitas Jarod (Jarkot) Zandry Aldrin dan Gerakan Ekinomi Kreatif (Gekrafs) Maluku Utara, Imbran Guricci.
Rizal Marsaoly dalam diskusinya menyampaikan, pemerintah kota (Pemkot) sangat mendukung dua komunitas ini karena dibentuk langsung oleh pemerintah pusat. Kata Rizal Keahadiran dua komunitas ini guna mendorong ekonomi Kota Ternate dengan program – program dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf). Dengan begitu, Pemerintah Kota siap membantu menbantu dua komunitas tersebut.
Sementara itu, Ketua DPW Gekraf Malut, Imran Guricci dalam materinya mengemukakan, untuk proses perkembangan ekonomi dunia dari era pra industri hingga era digital. Menurut Imran, saat ini indonesia berada pada gelombang ke 4 (empat). Dimana, pembangunan ekonomi ditujukan pada kreativitas.
“Memajukan ekonomi kreatif tergantung dari perspektif kita, jika masih menggunakan pemikiran gelombang ke 2 (dua), maka pandangannya juga pasti berbeda,”ucapnya.
Dikatakan, dalam kegiatan ini maka Gekraf akan mendorong pembangunan di titik keatif yakni Kota Ternate dan Kota Tidore Kepulauan serta daerah lainnya.
Terpisah, Ketua Jarkot, Zandry Aldrin menyampaikan, sebelum menceritakan inti dan pergerakan komunitas ini, terlebih dahulu menceritakan sejarah-nya. Dikatakan, kominitas Jarkot mengadopsi trilogi Ki. Hajar Dewantara yakni, Ing Ngarso Sun Tulodo, Ing Madyo Mangunkarso, dan Tut Wuri Handayani.
“Dimasa awal Jarkot bediri, kami menempatkan diri didepan guna membuka jejaring. Tahun berikutnya baru kami mulai mundur ke tengah membuka ruang-ruang kolaborasi,” ujarnya.
Mengenai urgensi ekonomi kreatif bagi pariwisata, kedua pembicara bersepakat bahwa sektor ekonomi kreatif dan pariwisata memiliki hubungan yang tidak dapat dipisahkan.
Adapun tentang strategi dan program, Zandry bercerita, sudah sejak 2019, Jarkot telah berupaya menyiapkan konsep ruang apresiasi yang digali berdasarkan 10 indikator kota kreatif.