HALTENG,AM.com – Meski berada di lokasi tambang dengan nilai investasi terbesar dan pertumbuhan ekonomi paling tinggi di Indonesia, tak membuat Desa Lelilef Waibulan terbebas dari persoalan pemadaman listrik.
Didampingi Kepala Desa, Faizal Jamil, warga desa yang berlokasi di Kecamatan Weda Tengah Kabupaten Halmahera Tengah itu mengadukan persoalan yang dihadapinya kepada Anggota DPRD Provinsi Maluku Utara, Sugeng Cahyono yang sedang melakukan kegiatan reses masa persidangan ke-III di Desa Lelilef Waibulan.
“Kami menghendaki perusahaan IWIP membantu suply listrik, karena kondisi di Desa Lelilef Waibulan sering mati lampu yang tidak menentu, kami minta agar bapak Sugeng selaku anggota DPRD Provinsi dapat sampaikan ke pihak Pemkab Halteng, PLN dan perusahaan IWIP,” ungkap salah satu warga.
Menurutnya, hal ini perlu disampaikan karena telah menjadi kebutuhan yang sering dikeluhkan oleh masyarakat, sehingga dicairkan solusi agar listrik di Desa Lelilef Waibulan tidak sering sering padam lagi.
Warga juga mengeluhkan soal jalan rusak yang pada saat hujan turun akan tergenang dan saat panas terik maka berdebu.
“Karena lokasi perusahan ada di wilayah kami, maka jalan sering dilalui oleh kendaraan ini menjadi sudah rusak parah, yang menyebabkan tergenang kalau musim hujan, olehnya kami minta ada drainase di sepanjang jalan yang ditempati tidak banjir,” ungkap warga lainnya.
Dampak debu tanah di jalan ini menurutnya cukup parah, karena membuat lingkungan atau daerah mereka jadi lingkungan kotor dengan debu serta akibatnya banyak penduduk yang sakit infeksi saluran pernapasan.
“Kami minta solusi ataupun bantuan ke perusahan agar di waktu musim panas perusahaan harus menyiram jalan pada pagi dan sore,” sambungnya.
Selain itu, warga juga minta perhatian dari pemerintah daerah kabupaten, provinsi, maupun pusat untuk memberikan insentif guru honorer yang bertugas di Desa Lelilef Waibulan.
“Karena dengan pertambahan jumlah penduduk, maka sekolah SD, SMP dan SMA mengalami pertambahan jumlah murid tapi tenaga gurunya kurang, sehingga ditambah dengan tenaga honorer tetapi pihak sekolah belum bisa memberikan gaji secara layak,” ujar warga.
Sugeng Cahyono yang mendapati kondisi warga lingkar tambang yang penuh ironis itu, berjanji akan menyuarakan ini kepada pihak-pihak yang bertanggungjawab atas persoalan ini.
“Saya di komisi satu tugasnya berurusan soal hukum dan juga pemerintahan, sehingga hal ini akan saya perjuangkan apa yang menjadi keluhan masyarakat,” tegasnya. (0ng)